DHCP Server Fedora Core

DHCP atau Dynamic Host Configuration Protocol, merupakan salah satu mekanisme pemberian IP pada komputer host atau client secara otomatis. Mekanismenya adalah menggantikan peran administrator jaringan dalam, terutama saat memasukkan IP Address di setiap komputer Client. Prinsip kerjasanya kurang lebih adalah sebagai berikut, pada saat Server DHCP aktif, maka server DHCP menyediakan range IP pada kelas tertentu, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh admin. Kemudian, pada saat komputer client yang terhubung ke jaringan aktif, sistem operasi akan mencari ke DHCP server, apakah ada IP yang bisa direservasi. Jika ada, maka Server DHCP akan memberikan IPtersebut.
Pada DHCP, lama waktu IP yang diberikan pada setiap komputer bisa dibuat dinamis, artinya setelah pada waktu tertentu, maka IP yang ada pada komputer client akan habis masa penggunaannya. Ini disebut lease IP. Ada juga yang sifatnya, IP tersebut tetap berada di komputer client, selama kartu jaringannya tidak rusak tentunya.
Berikut adalah konfigurasi DHCP server di linux. Distro yang digunakan adalah Fedora Core 4.
Untuk mengkonfigurasinya, dibutuhkan priveledge tertinggi, yaitu root.
#rpm -qa | grep dhcp
dhcpv6_client-0.10-13
dhcp-3.0.2-12
setelah terinstall, DHCP server memberikan contoh konfigurasi dhcpd.conf, filenya dapat kita liat dan kopi di /usr/share/doc/dhcp-3.0.2/dhcpd.conf.sample
berikut adalah contoh script dhcpd.conf:

ddns-update-style interim;
ignore client-updates;
#definisi subnet
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
option routers 192.168.1.1;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option domain-name”jakarta”;
option domain-name-servers 192.168.1.3;

# ini buat tamu , jadi mereka tinggal colok kabel aja
range dynamic-bootp 192.168.1.30 192.168.1.35;
default-lease-time 21600;
max-lease-time 43200;

#kalo yang ini buat komputer-komputer yang ada di kantor, jadi walaupun di pindah-pindah IP nya tetep

#=====================================
#Host Team Alpha
#=====================================
#1. komputer nanang
host nanang {
hardware ethernet 00:02:a5:2f:c5:5b;
fixed-address 192.168.1.6;
}
#2. komputer wildan
host wildan {
hardware ethernet 00:e0:4c:d3:66:7e;
fixed-address 192.168.1.7;
}
#3. komputer syaiful
host syaiful {
hardware ethernet 20:04:12:30:31:7A;
fixed-address 192.168.1.8;
}
#4. komputer gian
host gian {
hardware ethernet 00:50:8b:fe:f5:50;
fixed-address 192.168.1.9;
#5 komputer hikmat
host hikmat {
hardware ethernet 00:11:2f:c7:e0:b1;
fixed-address 192.168.1.10;
}

#6 komputer ismail
host ismail {
hardware ethernet 00:14:2a:04:d9:d1;
fixed-address 192.168.1.11;
}

#7
host agunglaptop {
hardware ethernet 00:0a:e4:03:3f:ae;
fixed-address 192.168.1.12;
}

#8
host it-engineer {
hardware ethernet 00:e0:4c:e0:1e:88;
fixed-address 192.168.1.13;
}
#9
host sapuademo {
hardware ethernet 00:0a:e4:12:c7:60;
fixed-address 192.168.1.14;
}

#10
host marketing {
hardware ethernet 00:c0:9f:c4:60:12;
fixed-address 192.168.1.15;
}

#11
host agung-laptop {
hardware ethernet 00:04:23:7d:f7:8b;
fixed-address 192.168.1.20;
}
#12
host marketing-laptop {
hardware ethernet 00:14:a4:27:7d:a1;
fixed-address 192.168.1.21;
}

#13
host pipit-laptop {
hardware ethernet 00:17:42:03:f3:f6;
fixed-address 192.168.1.22;
}
# alokasi IP address untuk server/ perangkat sapua
#13 Wireless Lan IP
host sapua {
hardware ethernet 00:90:4c:91:00:01;
fixed-address 192.168.1.2;
}
#14 Server dummy sapua
host server.sapua {
hardware ethernet 00:E0:4C:44:D4:56;
fixed-address 192.168.1.3;
}
}

nah setelah konfigurasi selesai, aktifkan daemon dhcp
# /etc/init.d/dhcpd start
Memulai dhcpd: [ OK ]

Untuk Melihat, apakah konfigurasi kita berjasil atau tidak, dhcpd mencatat list client yang mendapat reservasi IP dari server, filenya bisa kita lihat di :
/var/lib/dhcp/dhcpd.leases
berikut contoh isi filenya :
[root@b6-uninet-personal-106-142 ~]# more /var/lib/dhcp/dhcpd.leases
# All times in this file are in UTC (GMT), not your local timezone. This is
# not a bug, so please don’t ask about it. There is no portable way to
# store leases in the local timezone, so please don’t request this as a
# feature. If this is inconvenient or confusing to you, we sincerely
# apologize. Seriously, though - don’t ask.
# The format of this file is documented in the dhcpd.leases(5) manual page.
# This lease file was written by isc-dhcp-V3.0.2

lease 192.168.1.31 {
starts 1 2006/09/11 09:05:21;
ends 1 2006/09/11 15:05:21;
tstp 1 2006/09/11 15:05:21;
binding state free;
hardware ethernet 00:0d:5e:22:2b:1f;
uid “\001\000\015^\”+\037″;
}
lease 192.168.1.34 {
starts 2 2006/09/12 02:40:22;
ends 2 2006/09/12 08:40:22;
tstp 2 2006/09/12 08:40:22;
binding state active;
next binding state free;
hardware ethernet 00:00:00:00:00:00;
uid “\001\000\000\000\000\000\000″;
client-hostname “marketing”;
}

Perbedaan Windows dan Linux

Ada banyak persamaan dan ada pula banyak perbedaan antara Linux dan Windows. Artikel ini membahas perbedaan antara Windows dan Linux, masing-masing tentunya memiliki nilai plus minus, silakan dibandingkan sendiri.

User Interface
Di Windows, Anda tidak banyak memiliki pilihan user interface. Sebagai misal, di Windows 95/98 Anda hanya mengenal user interface bawaan Windows 95/98. Anda sedikit lebih beruntung jika menggunakan Windows XP, karena Anda bisa berpindah dari interface milik Windows XP ke Windows 98 yang lebih ringan.

Di Linux, Anda bisa menemukan banyak macam user interface. Dan biasanya pilihan user interface ini dapat Anda sesuaikan dengan spesifikasi komputer atau lingkungan kerja Anda. Sebagai misal, pada komputer yang lambat Anda bisa menggunakan user interface yang ringan, seperti XFCE atau Fluxbox.

Atau jika Anda menyukai gaya Mac, Anda bisa memilih desktop model GNOME atau menggunakan utility Docker. Dan jika Anda terbiasa di Windows dan memiliki komputer yang cukup cepat, Anda bisa memilih desktop KDE.

Dengan KDE, Anda masih bisa memilih untuk menggunakan gaya Windows XP ataupun Windows Vista. Pilihan dan variasinya sangat banyak di Linux, Anda bisa mengatur sesuai dengan favorit Anda.

Sekuriti dan Virus
Salah satu masalah utama di Windows yang paling sering Anda temukan adalah virus dan spyware. Dari tahun ke tahun permasalahan ini bukan semakin mengecil tetapi malah semakin membesar. Ini semua terjadi karena banyak lubang keamanan di Windows yang bisa dieksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Karena terlalu banyaknya masalah keamanan di Windows, bukan tidak mengherankan jika kemudian justru muncul olokan untuk nama Windows Vista, yang dipanjangkan menjadi VIrus, Spyware, Trojan dan Adware.

Linux diturunkan dari sistem operasi Unix yang memiliki tingkat sekuriti lebih kuat. Itu sebabnya tidak ada banyak virus di Linux dan kalaupun ada tidak bisa berkembang biak dengan pesat dan biasanya tidak mampu membawa kerusakan yang besar.

Sekalipun tidak sepenting di Windows, Anda tetap bisa menemukan program-program anti virus di Linux, seperti ClamAV dan F-Prot. PCLinux telah menyediakan anti virus ClamAV yang bisa ditemukan pada menu Start > Applications > FileTools > KlamAV.

Spyware
Spyware adalah suatu masalah yang cukup umum di dunia Windows. Biasanya program spyware mengamati, mengumpulkan dan mengirimkan data Anda ke suatu server. Untuk hal yang lebih positif, program ini biasanya dipergunakan untuk keperluan marketing.
Sayangnya, ada juga yang berniat buruk yaitu dengan mencuri identitas, kartu kredit, dan tindakan negatif lainnya.

Tidak banyak program spyware yang menginfeksi Linux mengingat cara kerja Linux yang lebih susah untuk ditembus. PCLinux telah menyediakan pre-instal Firewall untuk melindungi sistem Anda dan bisa diaktifkan melalui PCLinux Control Panel.

Instalasi dan Kelengkapan Program
Windows adalah sistem operasi, itu sebabnya Windows tidak menyediakan banyak program setelah diinstal. Kalaupun ada mungkin Anda hanya akan menemukan Internet Explorer, Media Player, Notepad, dan beberapa program kecil lainnya.

Ini sangat berbeda dengan Linux. Sekalipun Linux juga suatu sistem operasi, tetapi Linux didistribusikan dengan banyak program didalamnya (itu sebabnya dikenal istilah distro - dari kata distribusi - Linux). Setelah diinstal, Anda akan menemui banyak program dari hampir semua kategori program. Sebut saja kategori Office Suite, Multimedia (Sound, Video, Graphics), Internet (Browser, Email, Chat, Downloader, Messenger, Torrent, News), 3D, Games, Utility, dll.

Dengan waktu instalasi yang hampir sama, Anda bukan hanya mendapatkan suatu sistem operasi tetapi juga semua program yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari di Linux.

Konfigurasi Sistem
Windows dikenal kemudahan dalam pemakaiannya, karena hampir semua hal bisa dilakukan dengan sistem point n’ click yang sudah berbasis grafis,

Di Linux, Anda mungkin sering mendengar perlunya mempelajari perintah-perintah secara manual di command line. Sebagian berita ini benar, tetapi belakangan Linux sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga hampir semua hal juga bisa anda lakukan sama mudahnya seperti di Windows.

Dengan PCLINUX Control Center, konfigurasi sistem bisa Anda lakukan semudah point n click. PCLINUX memiliki deteksi perangkat keras yang baik sehingga hampir semuanya berjalan secara otomatis. Dan hampir semua program di PCLINUX disertai dengan konfigurasi yang sudah siap pakai. Sebagai contoh, browser Internet telah disertai dengan sejumlah plug-ins. Tidak perlu men-download dan menginstal plug-ins flash ataupun yang lainnya.

Hardware Support
Di Windows, biasanya Anda tidak pernah mendengar masalah hardwre, karena hampir semua hardware yang ada sudah menyertakan drivernya. Berbeda dengan di Linux dimana Anda mungkin sering mendengar suatu hardware tidak bekerja di Linux. Hal ini terjadi karena pembuat hardware tidak menyediakan driver versi Linux. Untungnya, belakangan ini cukup banyak vendor yang sudah memberikan dukungan driver Linux. Dan pengenalan Linux akan hardware semakin lama semakin meningkat sehingga mulai jarang terdengar permasalahan hardware di Linux.

Menangani Crash
Linux secara umum terlihat sebagai sistem operasi yang stabil. Dan jika Anda membandingkan Linux dengan Windows 95/98/ME, Linux jauh lebih stabil. Untuk Windows XP – jika Anda mengikuti petunjuk sistemnya dengan baik – juga akan cukup stabil.

Dan seperti halnya dengan Windows, suatu saat Anda juga akan menemui masalah di Linux. Sekalipun jarang, tetapi program yang crash atau hang bisa saja terjadi. Ini adalah suatu fakta dari kehidupan di dunia komputer.

Sekalipun demikian ada beberapa perbedaan di Windows dan Linux. Unix dan Linux mempunyai sifat multi-user. Linux menjalankan aplikasi secara berbeda dengan Windows. Ketika suatu aplikasi terkunci, Anda dapat mematikannya dengan mudah. Cukup menekan kombinasi tombol Ctrl + Esc, dan Anda dapat memilih aplikasi (atau proses) mana yang bermasalah.

Dan jika sistem grafis yang terkunci, Anda bisa berpindah ke command-prompt (dengan menekan Ctrl+Alt+F1) dan membunuh proses software secara manual. Anda juga mempunyai pilihan untuk merestart desktop saja dengan menekan Ctrl+Alt+Backspace. Ini berarti Anda tidak harus melakukan reboot sekalipun sistem Linux sedang mengalami masalah.

Partisi Harddisk
Linux tidak mengenal penamaan drive C: untuk suatu partisi. Semua drive disatukan dalam suatu sistem penyimpanan yang besar. Folder /mnt merupakan tempat untuk Anda mengakses semua media yang ada di komputer, baik partisi lain, CD-ROM, Floppy, ataupun FlashDisk.

Belakangan KDE telah mempermudah akses ke media dengan menyediakan sistem Storage Media yang dapat diakses melalui My Computer ataupun file manager Konqueror.

Penamaan File
Linux menggunakan “/” untuk memisahkan folder dan bukannya “” yang biasa digunakan DOS/Windows. Linux bersifat case-sensitive, ini berarti file “Hello.txt” berbeda dengan file “hello.txt”. Linux juga tidak terlalu memperhatikan ekstensi file. Jika Anda mengubah nama file “Hello.txt” menjadi “Hello”, Linux masih tetap mengetahui bahwa file ini adalah suatu teks. Dan ketika Anda mengklik file “Hello”, Linux secara otomatis tetap akan membuka program editor teks.

Kemudahan dan Keamanan
Anda mungkin sudah mengetahui, bahwa sebagai user biasa (bukan Root) Anda tidak bisa menulis file di sembarang folder. User biasa hanya memiliki akses tulis di folder home mereka. Sebagai user biasa, Anda tidak akan bisa mengubah bagian penting dari sistem Linux. Ini memang terkesan terlalu membatasi dan merepotkan, tetapi cara ini jauh lebih aman, karena hanya orang tertentu yang mempunyai akses Root saja yang bisa menyentuh sistem. Bahkan viruspun tidak bisa dengan mudah menyentuh sistem Linux. Itu sebabnya Anda tidak banyak mendengar adanya virus di Linux.

Hal ini berbeda jauh dengan Windows yang sangat rentan dengan virus. Ini terjadi karena user biasa di Windows juga sekaligus mempunyai hak sebagai administrator. Kebanyakan pemakai Windows tidak mengetahui hal ini, sehingga sistem mereka sangat rentan dengan serangan virus. Windows Vista sekarang telah mengadopsi sistem sekuriti Linux ini.

Defrag
Di Windows, Anda mungkin sering menemui masalah menurunnya kecepatan Windows. Salah satu penyebab biasanya adalah file-file di harddisk yang sudah tidak tersusun rapi lagi. itu sebabnya Anda disarankan untuk menggunakan program Defrag.

Di Linux Anda tidak akan menemukan program untuk men-defrag harddisk. Anda tidak perlu melakukan defragment di harddisk Linux! Sistem file Linux yang menangani semuanya ini secara otomatis. Namun jika harddisk Anda sudah terisi sampai 99% Anda akan mendapatkan masalah kecepatan. Pastikan Anda memiliki cukup ruang supaya Linux menangani sistemnya dan Anda tidak akan pernah mendapatkan masalah deframentasi.

Sistem File
Windows mempunyai dua sistem file. FAT (dari DOS dan Windows 9x) dan NTFS (dari Windows NT/2000/XP). Anda bisa membaca dan bahkan menyimpan file di sistem FAT dan NTFS milik Windows. Hal ini tidak berlaku sebaliknya, Windows tidak akan bisa membaca atau menyimpan file di sistem Linux.

Seperti halnya Windows, Linux memiliki beberapa macam file sistem, diantaranya ReiserFS atau Ext3. Sistem ini dalam beberapa hal lebih bagus dari FAT atau NTFS milik Windows karena mengimplementasikan suatu tehnik yang disebut journaling. Jurnal ini menyimpan catatan tentang sistem file. Saat sistem Linux crash, kegiatan jurnal akan diselesaikan setelah proses reboot dan semua file di harddisk akan tetap berjalan lancar.

3D Desktop
Teknologi yang nampaknya akan dihadirkan di sistem operasi terbaru adalah 3D Desktop. Windows mengawalinya di Windows Vista dengan menyediakan fitur 3D Flip. tidak lama kemudian Linux menyediakan fitur 3D Desktop yang jauh lebih lengkap, seperti 3D Flip, 3D Cube, 3D Ring, dll.

Di Vista, fitur 3D kurang populer karena membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi. Berbeda jauh dengan Linux yang mampu menjalankan fitur 3D Desktop pada komputer dengan spesifikasi yang sangat rendah. Linux yang dari awal terkenal di sisi server, sekarang sudah menunjukkan kebolehannya di sisi dekstop dengan mengungguli
Untuk membuat Server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) pada Linux yang dapat melayani permintaan klien secara otomatis (BOOTP) untuk layanan IP Address statis dan dinamis, edit file /etc/dhcpd.conf, sebagai berikut:

# vi /etc/dhcpd.conf
ddns-update-style none;
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {

options routers 192.168.0.1;
options subnet-mask 255.255.255.0;
options domain-name "aaa.bbb.co.id";
options domain-name-server 192.168.0.90;
range dynamic-bootp 192.168.0.16 192.168.0.253;

default-lease-time 21600;
max-lease-time 43200;

host melky {
hardware ethernet 00:0B:6A:B5:F0:49;
fixed-address melky;
options subnet-mask 255.255.255.128;
}

host ahmad {
hardware ethernet 00:0B:6A:B5:F0:50;
fixed-address ahmad;
options subnet-mask 255.255.255.192;
}
}

DHCP Server Linux Redhat 8.0

DHCP-Dynamic Host Control Protocol
DHCP atau Dynamic Host Control Protocol membolehkan client dalam sebuah network mendapat IP dan maklumat-maklumat lain seperti gateway, DNS server dan WINS server secara automatik apabila dibootkan. Dengan menggunakan DHCP kerja-kerja pengendalian dapat dimudahkan terutamanya apabila melibatkan network yang besar dengan jumlah user yang ramai. Bayangkan jika anda mengendalikan sebuah network yang mengandungi 2000 user, kerja-kerja memasukkan IP dan maklumat-maklumat lain memakan masa yang banyak dan tenaga pekerja yang ramai. Tetapi dengan DHCP kerja-kerja ini dapat dikurangkan dan pengendalian IP dapat dibuat secara berpusat dan terkawal .Kerja-kerja troubleshooting seperti konflik IP amat mudah untuk dikawal kerana IP duplicate tidak akan berlaku.
Jangkamasa IP dan maklumat DHCP kekal bergantung kepada leased time yang ditetapkan. Client DHCP akan cuba memperbaharui maklumat mereka setiap kali tempoh leased mencapai 50% dari tarikh tamat . Ada 4 proses bagi client untuk mendapatkan maklumat DHCP.
i) DHCPDISCOVER Client menghantar broadcasts mesej DHCPDISCOVER pada 255.255.255.255 (seluruh network) dalam network untuk mencari lokasi DHCP server dan IP dan maklumat lain. Client juga menghantar maklumat seperti MAC address dan nama komputer tersebut supaya server mengetahui dari mana datangnya DHCP DISCOVER tersebut.
ii) DHCPOFFER Setelah menerima mesej DHCPDISCOVER tersebut kesemua DHCP server (mungkin ada lebih dari satu DHCP server dalam rangkaian) akan menghantar DHCPOFFER kepada client dengan maklumat-maklumat seperti MAC address client, ip address, subnet mask dan ip address DHCP server tadi. Client akan menerima tawaran pertama yang diterima oleh DHCP server tadi (katakan namanya DHCP server A) dan DHCP server A akan mereserve ip address yang diberi kepada client tersebut supaya tidak digunakan untuk client lain.
iii) DHCPREQUEST. Setelah menerima ip address dari satu DHCP server, client akan menghantar mesej DHCPREQUEST (bersama dengan ip address DHCP server A) kepada semua DHCP server untuk memberitahu bahawa client tersebut telah menerima IP dari satu DHCP server. DHCP lain akan menarik semula tawaran mereka.
iv) DHCPACK Akhir sekali, DHCP server A akan menghantar DHCPACK kepada client dan menghantar maklumat lain seperti gateway dan lain-lain. Apablia DHCPACK diterima oleh client, komunikasi TCP/IP bagi client adalah lengkap dan komunikasi boleh bermula!.
Konfigurasi DHCP dengan Linux
Server
Pada komputer Linux Red Hat 8.0 saya, berikut adalah contoh fail dhcp.conf yang boleh kita dapatkan di /usr/share/doc/dhcp-3.0pl1/dhcpd.conf.sample .
ddns-update-style interim;
ignore client-updates;
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
# --- default gateway
option routers 192.168.0.1;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option nis-domain "domain.org";
option domain-name "domain.org";
option domain-name-servers 192.168.1.1;
option time-offset -18000;
# Eastern Standard Time#
option ntp-servers 192.168.1.1;
# option netbios-name-servers 192.168.1.1;
# --- Selects point-to-point node (default is hybrid). Don`t change this unless# -- you understand Netbios very well# option netbios-node-type 2;
range dynamic-bootp 192.168.0.128 192.168.0.255;
default-lease-time 21600;
max-lease-time 43200; # we want the nameserver to appear at a fixed address
host ns { next-server marvin.redhat.com; hardware ethernet 12:34:56:78:AB:CD;
fixed-address 207.175.42.254; }}

Anda boleh salin fail tersebut dan simpan sebagai /etc/dhcpd.conf
Gunakan arahan
# cp /usr/share/doc/dhcp-3.0pl1/dhcpd.conf.sample /etc/dhcpd.conf
Sebelum anda edit dapatkan maklumat berikut, nilai yang ada di bawah saya jadikan contoh :-
Parameter Nilai Nota
subnet 10.0.11.0 subnet rangkaian anda
netmask 255.255.255.0
option routers 10.0.11.254 Gateway rangkaian anda
option domain-name rangkaian.net Domain rangkaian
option domain-name-servers 10.0.11.2 DNS server

range dynamic-bootp 10.0.11.20 10.0.11.250 Dalam kes ini saya gunakan IP bermula dari 10.0.11.20 dan berakhir dengan 10.0.11.250 untuk client rangkaian saya.
default-lease-time 21600 IP tersebut akan kekal selama 6 jam
max-lease-time 43200 Maksimum akan kekal selama 12 jam
Edit dengan editor pilihan anda dan tukarkan nilai data berikut:-
Berikut adalah contoh /etc/dhcpd.conf yang saya gunakan:-
ddns-update-style interim;
ignore client-updates;
subnet 10.0.11.0 netmask 255.255.255.0 {
# --- default gateway
option routers 10.0.11.254;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option domain-name "rangkaian.net";
option domain-name-servers 10.0.11.2;
range dynamic-bootp 10.0.11.20 10.0.11.250;
default-lease-time 21600; max-lease-time 43200;
# we want the nameserver to appear at a fixed address
host win2k {
hardware ethernet 00:D0:59:10:E5:7C;
fixed-address 10.0.11.222;
} }

Konfigurasi Samba sebagai PDC di ubuntu server

Samba adalah himpunan aplikasi yang bertujuan agar komputer dengan sistem operasi Linux, BSD ( atau UNIX lainnya) dapat bertindak sebagai file dan print server yang berbasis protokol SMB (session message block). Jaringan yang semacam ini biasa dijumpai pada Windows workgroup atau Windows NT Domain. Samba juga dilengkapi dengan beberapa program bantu sehingga sistem operasi Linux (dan UNIX lainnya) bisa mengakses resources yang ada pada jaringan Windows yang telah ada. Bisa dikatakan, Samba adalah jembatan penghubung antara Windows dan UNIX.

Samba terdiri atas dua program yang berjalan di background: SMBD dan NMBD. Secara singkat dapat disebutkan bahwa SMBD adalah file server yang akan menghasilkan proses baru untuk setiap client yang aktif sementara NMBD bertugas mengkonversi nama komputer (NetBIOS) menjadi alamat IP sekaligus juga memantau share yang ada di jaringan. Kerja SMBD sendiri diatur melalui file konfigurasi /etc/samba/smb.conf. Dengan membuat file konfigurasi yang tepat, Samba dapat dijadikan file server, print server, domain controller, dan banyak fungsi lainnya.

Berikut ini adalah cara mengkonfigurasi Samba Server Sebagai PDC :

1. pertama dowload program samba dan accesorisnya :

apt-get install samba samba-common samba-doc libcupsys2-gnutls10 libkrb53 winbind smbclient

2. Konfigurasi /etc/samba/smb.conf sebagai berikut :

[global]
workgroup = ubuntudk.com --> ubah sesuain yang kita mau
netbios name = ubuntuserver --> ubah sesuain yang kita mau
server string = %h server (Samba, Ubuntu) --> ubah sesuain yang kita mau
passdb backend = tdbsam
security = user
username map = /etc/samba/smbusers
name resolve order = wins bcast hosts
domain logons = yes
preferred master = yes
wins support = yes

# Useradd scripts
add user script = /usr/sbin/useradd -m %u
delete user script = /usr/sbin/userdel -r %u
add group script = /usr/sbin/groupadd %g
delete group script = /usr/sbin/groupdel %g
add user to group script = /usr/sbin/usermod -G %g %u
add machine script = /usr/sbin/useradd -s /bin/false/ -d /var/lib/nobody %u
idmap uid = 15000-20000
idmap gid = 15000-20000

# sync smb passwords woth linux passwords
passwd program = /usr/bin/passwd %u
passwd chat = *Enter\snew\sUNIX\spassword:* %n\n *Retype\snew\sUNIX\spassword:* %n\n .
passwd chat debug = yes
unix password sync = yes

# set the loglevel
log level = 3

[homes]
comment = Home
valid users = %S
read only = no
browsable = no

[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /home/samba/netlogon
admin users = Administrator
valid users = %U
read only = no

[profile]
comment = User profiles
path = /home/samba/profiles
valid users = %U
create mode = 0600
directory mode = 0700
writable = yes
browsable = no

3. Buat beberapa direktori berikut sebagai domain logon dan profile :

mkdir /home/samba
mkdir /home/samba/netlogon
mkdir /home/samba/profiles
mkdir /var/spool/samba
chmod 777 /var/spool/samba/
chown -R root:users /home/samba/
chmod -R 771 /home/samba/

4. Lalu restart samba

/etc/init.d/samba restart

5. Ubah pada bagian /etc/nsswitch.conf, pada baris :

hosts: files dns
menjadi :
hosts: files wins dns

6. tambahkan beberapa pc clinet pada /etc/hosts :

127.0.0.1 localhost
192.168.0.136 ubuntuserver.dk.co.id ubuntuserver.dk.co.id
192.168.0.131 ciko
192.168.0.133 dian
192.168.0.135 gustin

7. Tambahkan user root kedalam user samba :

smbpasswd -a root
New SMB password:
Retype new SMB password:

8. buat file /etc/samba/smbusers lalu jalankan :

echo "root = Administrator" > /etc/samba/smbusers

mengartikan bahwa user root = user administrator pada windows

9. Test drive, apakah settingan kita dah benar :

smbclient -L localhost -U%

akan menghasilkan output :

Domain=[UBUNTUDK.COM] OS=[Unix] Server=[Samba 3.0.22]

Sharename Type Comment
--------- ---- -------
netlogon Disk Network Logon Service
allusers Disk All Users
IPC$ IPC IPC Service (ubuntuserver server (Samba, Ubuntu))
ADMIN$ IPC IPC Service (ubuntuserver server (Samba, Ubuntu))
Domain=[UBUNTUDK.COM] OS=[Unix] Server=[Samba 3.0.22]

Konfigurasi Samba di ubuntu

Samba adalah himpunan aplikasi yang bertujuan agar komputer dengan sistem operasi Linux, BSD ( atau UNIX lainnya) dapat bertindak sebagai file dan print server yang berbasis protokol SMB (session message block). Jaringan yang semacam ini biasa dijumpai pada Windows workgroup atau Windows NT Domain. Samba juga dilengkapi dengan beberapa program bantu sehingga sistem operasi Linux (dan UNIX lainnya) bisa mengakses resources yang ada pada jaringan Windows yang telah ada. Bisa dikatakan, Samba adalah jembatan penghubung antara Windows dan UNIX.

Samba terdiri atas dua program yang berjalan di background: SMBD dan NMBD. Secara singkat dapat disebutkan bahwa SMBD adalah file server yang akan menghasilkan proses baru untuk setiap client yang aktif sementara NMBD bertugas mengkonversi nama komputer (NetBIOS) menjadi alamat IP sekaligus juga memantau share yang ada di jaringan. Kerja SMBD sendiri diatur melalui file konfigurasi /etc/samba/smb.conf. Dengan membuat file konfigurasi yang tepat, Samba dapat dijadikan file server, print server, domain controller, dan banyak fungsi lainnya.

Berikut ini adalah cara mengkonfigurasi Samba Server Sebagai PDC :

1. pertama dowload program samba dan accesorisnya :

apt-get install samba samba-common samba-doc libcupsys2-gnutls10 libkrb53 winbind smbclient

2. Konfigurasi /etc/samba/smb.conf sebagai berikut :

[global]
workgroup = ubuntudk.com –> ubah sesuain yang kita mau
netbios name = ubuntuserver –> ubah sesuain yang kita mau
server string = %h server (Samba, Ubuntu) –> ubah sesuain yang kita mau
passdb backend = tdbsam
security = user
username map = /etc/samba/smbusers
name resolve order = wins bcast hosts
domain logons = yes
preferred master = yes
wins support = yes

# Useradd scripts
add user script = /usr/sbin/useradd -m %u
delete user script = /usr/sbin/userdel -r %u
add group script = /usr/sbin/groupadd %g
delete group script = /usr/sbin/groupdel %g
add user to group script = /usr/sbin/usermod -G %g %u
add machine script = /usr/sbin/useradd -s /bin/false/ -d /var/lib/nobody %u
idmap uid = 15000-20000
idmap gid = 15000-20000

# sync smb passwords woth linux passwords
passwd program = /usr/bin/passwd %u
passwd chat = *Enter\snew\sUNIX\spassword:* %n\n *Retype\snew\sUNIX\spassword:* %n\n .
passwd chat debug = yes
unix password sync = yes

# set the loglevel
log level = 3

[homes]
comment = Home
valid users = %S
read only = no
browsable = no

[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /home/samba/netlogon
admin users = Administrator
valid users = %U
read only = no

[profile]
comment = User profiles
path = /home/samba/profiles
valid users = %U
create mode = 0600
directory mode = 0700
writable = yes
browsable = no
3. Buat beberapa direktori berikut sebagai domain logon dan profile :

mkdir /home/samba
mkdir /home/samba/netlogon
mkdir /home/samba/profiles
mkdir /var/spool/samba
chmod 777 /var/spool/samba/
chown -R root:users /home/samba/
chmod -R 771 /home/samba/

4. Lalu restart samba

/etc/init.d/samba restart

5. Ubah pada bagian /etc/nsswitch.conf, pada baris :

hosts: files dns
menjadi :
hosts: files wins dns

6. tambahkan beberapa pc clinet pada /etc/hosts :

127.0.0.1 localhost
192.168.0.136 ubuntuserver.dk.co.id ubuntuserver.dk.co.id
192.168.0.131 ciko
192.168.0.133 dian
192.168.0.135 gustin

7. Tambahkan user root kedalam user samba :

smbpasswd -a root
New SMB password:
Retype new SMB password:

8. buat file /etc/samba/smbusers lalu jalankan :

echo “root = Administrator” > /etc/samba/smbusers

mengartikan bahwa user root = user administrator pada windows

9. Test drive, apakah settingan kita dah benar :

smbclient -L localhost -U%

akan menghasilkan output :

Domain=[UBUNTUDK.COM] OS=[Unix] Server=[Samba 3.0.22]

Sharename Type Comment
——— —- ——-
netlogon Disk Network Logon Service
allusers Disk All Users
IPC$ IPC IPC Service (ubuntuserver server (Samba, Ubuntu))
ADMIN$ IPC IPC Service (ubuntuserver server (Samba, Ubuntu))
Domain=[UBUNTUDK.COM] OS=[Unix] Server=[Samba 3.0.22]

Server Comment
——— ——-
UBUNTUSERVER ubuntuserver server (Samba, Ubuntu)

Workgroup Master
——— ——-
UBUNTUDK.COM UBUNTUSERVER

10. lalu kita setup domain group untuk windows, jalankan perintah :

net groupmap modify ntgroup=”Domain Admins” unixgroup=root
net groupmap modify ntgroup=”Domain Users” unixgroup=users
net groupmap modify ntgroup=”Domain Guests” unixgroup=nogroup

11. tambah user linux dan user samba dengan cara :
user linux :

useradd ciko -m -G users

user samba :

smbpasswd -a ciko

12. Sekarang tambahan direktori share yang akan dipakai oleh seluruh user :

mkdir -p /home/shares/allusers
chown -R root:users /home/shares/allusers/
chmod -R ug+rwx,o+rx-w /home/shares/allusers/

13. Ubah juga pada /etc/samba/smb.conf, tambahkan baris berikut :

[allusers]
comment = All Users
path = /home/shares/allusers
valid users = @users
force group = users
create mask = 0660
directory mask = 0771
writable = yes

14. lalu restart samba kembali :

/etc/init.d/samba restart

15. Langkah Yang terakhir dalah dengan menjoinkan mesin windows ke pdc linux kita, dengan cara : ( Testing Dengan Windows XP )
- click kanan pada mycomputer
- pilih computer name lalu change
- masukan domain PDC pada bagisn domain
- akan muncul windows yang meminta memasukan user dan password, pada langkah ini masukan user root dan password samba untuk user root
- OK
- Akan muncul bahwa kita sukses menjoinkan mesin windows ke PDC linux

Konfigurasi Samba 3.0 sebagai PDC

Samba adalah himpunan aplikasi yang bertujuan agar komputer dengan sistem operasi Linux, BSD ( atau UNIX lainnya) dapat bertindak sebagai file dan print server yang berbasis protokol SMB (session message block). Jaringan yang semacam ini biasa dijumpai pada Windows workgroup atau Windows NT Domain. Samba juga dilengkapi dengan beberapa program bantu sehingga sistem operasi Linux (dan UNIX lainnya) bisa mengakses resources yang ada pada jaringan Windows yang telah ada. Bisa dikatakan, Samba adalah jembatan penghubung antara Windows dan UNIX.

Samba terdiri atas dua program yang berjalan di background: SMBD dan NMBD. Secara singkat dapat disebutkan bahwa SMBD adalah file server yang akan menghasilkan proses baru untuk setiap client yang aktif sementara NMBD bertugas mengkonversi nama komputer (NetBIOS) menjadi alamat IP sekaligus juga memantau share yang ada di jaringan. Kerja SMBD sendiri diatur melalui file konfigurasi /etc/samba/smb.conf. Dengan membuat file konfigurasi yang tepat, Samba dapat dijadikan file server, print server, domain controller, dan banyak fungsi lainnya.

Berikut ini adalah cara mengkonfigurasi Samba Server Sebagai PDC :

1. pertama dowload program samba dan accesorisnya :

yum install samba samba-common samba-doc libcupsys2-gnutls10 libkrb53 winbind smbclient

2. Konfigurasi /etc/samba/smb.conf sebagai berikut :

[global]
workgroup = fedora.or.id --> ubah sesuain yang kita mau
netbios name = fcserver --> ubah sesuain yang kita mau
server string = %h server (Samba, Fedora) --> ubah sesuain yang kita mau
passdb backend = tdbsam
security = user
username map = /etc/samba/smbusers
name resolve order = wins bcast hosts
domain logons = yes
preferred master = yes
wins support = yes

# Useradd scripts
add user script = /usr/sbin/useradd -m %u
delete user script = /usr/sbin/userdel -r %u
add group script = /usr/sbin/groupadd %g
delete group script = /usr/sbin/groupdel %g
add user to group script = /usr/sbin/usermod -G %g %u
add machine script = /usr/sbin/useradd -s /bin/false/ -d /var/lib/nobody %u
idmap uid = 15000-20000
idmap gid = 15000-20000

# sync smb passwords woth linux passwords
passwd program = /usr/bin/passwd %u
passwd chat = *Enter\snew\sUNIX\spassword:* %n\n *Retype\snew\sUNIX\spassword:* %n\n .
passwd chat debug = yes
unix password sync = yes

# set the loglevel
log level = 3

[homes]
comment = Home
valid users = %S
read only = no
browsable = no

[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /home/samba/netlogon
admin users = Administrator
valid users = %U
read only = no

[profile]
comment = User profiles
path = /home/samba/profiles
valid users = %U
create mode = 0600
directory mode = 0700
writable = yes
browsable = no
3. Buat beberapa direktori berikut sebagai domain logon dan profile :

mkdir /home/samba
mkdir /home/samba/netlogon
mkdir /home/samba/profiles
mkdir /var/spool/samba
chmod 777 /var/spool/samba/
chown -R root:users /home/samba/
chmod -R 771 /home/samba/

4. Lalu restart samba

/etc/init.d/smb restart
atau
service smb restart

5. Ubah pada bagian /etc/nsswitch.conf, pada baris :

hosts: files dns
menjadi :
hosts: files wins dns

6. tambahkan beberapa pc clinet pada /etc/hosts :

127.0.0.1 localhost
192.168.0.136 fedora.dk.co.id fedora.dk.co.id
192.168.0.131 ciko
192.168.0.133 dian
192.168.0.135 gustin

7. Tambahkan user root kedalam user samba :

smbpasswd -a root
New SMB password:
Retype new SMB password:

8. buat file /etc/samba/smbusers lalu jalankan :

echo "root = Administrator" > /etc/samba/smbusers

mengartikan bahwa user root = user administrator pada windows

9. Test drive, apakah settingan kita dah benar :

smbclient -L localhost -U%

akan menghasilkan output :

Domain=[fedora.or.id] OS=[Unix] Server=[Samba 3.0.22]

Sharename Type Comment
——— —- ——-
netlogon Disk Network Logon Service
allusers Disk All Users
IPC$ IPC IPC Service (ubuntuserver server (Samba, Fedora))
ADMIN$ IPC IPC Service (ubuntuserver server (Samba, Fedora))
Domain=[FEDORA.OR.ID] OS=[Unix] Server=[Samba 3.0.22]

Server Comment
——— ——-
FCSERVER fcserver server (Samba, Fedora)

Workgroup Master
——— ——-
FEDORA.OR.ID FCSERVER
10. lalu kita setup domain group untuk windows, jalankan perintah :

net groupmap modify ntgroup="Domain Admins" unixgroup=root
net groupmap modify ntgroup="Domain Users" unixgroup=users
net groupmap modify ntgroup="Domain Guests" unixgroup=nogroup

11. tambah user linux dan user samba dengan cara :
user linux :

useradd ciko -m -G users

user samba :

smbpasswd -a ciko

12. Sekarang tambahan direktori share yang akan dipakai oleh seluruh user :

mkdir -p /home/shares/allusers
chown -R root:users /home/shares/allusers/
chmod -R ug+rwx,o+rx-w /home/shares/allusers/

13. Ubah juga pada /etc/samba/smb.conf, tambahkan baris berikut :

[allusers]
comment = All Users
path = /home/shares/allusers
valid users = @users
force group = users
create mask = 0660
directory mask = 0771
writable = yes

14. lalu restart samba kembali :

/etc/init.d/smb restart

15. Langkah Yang terakhir dalah dengan menjoinkan mesin windows ke pdc linux kita, dengan cara : ( Testing Dengan Windows XP )
- click kanan pada mycomputer
- pilih computer name lalu change
- masukan domain PDC pada bagisn domain
- akan muncul windows yang meminta memasukan user dan password, pada langkah ini masukan user root dan password samba untuk user root
- OK
- Akan muncul bahwa kita sukses menjoinkan mesin windows ke PDC linux

Nb :
Fedora 7
Windows Xp SP2 ( Client )

Setting, konfigurasi samba di fedora core 6

1. cek apakah paket samba sudah terinstall atau belum
samba-3.0.23c-2.i386.rpm
samba-client-3.0.23c-2.i386.rpm
#rpm -qa | grep samba

2. lakukan instalasi 2 paket diatas seperti berikut :
#rpm -ivh samba-3.0.23c-2.i386.rpm
#rpm -ivh samba-client-3.0.23c-2.i386.rpm

3. Jika sudah berhasil maka kita dapat lihat pada direktori /etc/samba
#cd /etc/samba
akan terdapat file smb.conf
edit file smb.conf sebagaimana berikut
Namun sebelumnya silakan buat terlebih dahulu direktori yang akan disharing
disini saya akan contohkan direktori /usr/local/samba/tmp
beri akses chmod 777 .

#chmod 777 /usr/local/samba/tmp

dan buat terlebih dahulu salah satu user yang dapat mengakses samba ini
ex: user henry
beri password password
seperti berikut:

#smbpasswd -a henry
New SMB password ********
Retype new SMB passwd ********
Added user kaulu

4. kemudian lanjutkan langkah 3 diatas dengan mengkonfigurasi file smb.conf pada /etc/samba

#vi /etc/samba/smb.conf

[global]
workgroup = fedora
encrypt password = yes
smb passwd file = /etc/samba/passwd

[File Sharing]
comment = Just For Testing
path = /usr/local/samba/tmp
read only = no
guest ok = yes

setelah itu lakukan langkaah berikutnya
5. Lakukan restart pada samba
#/etc/rc.d/init.d/smb restart

6. Sambungkan jaringan pada komputer lain dg SO winxp buka My Network Place view workgroup Labnux
akan keluar username dan password masukan username kaulu dan passwordnya

Dengan demikian maka anda telah berhasil menginstalasi samba antara Windows Xp dan Fedora Core 6.
"Perseteruan" antara linux user dan salah satu OS yang banyak dipakai di dunia pada jaman beberapa tahun yang lalu sangat kentara terlihat. Meski ada "perdamaian" antara salah satu pemain besar Linux dengan OS yang satu ini, sepertinya "Perseteruan Dingin" ini masih berlanjut. Tidak sedikit "newbies" sudah berani memasang Wallpaper bernuansakan "Peperangan dan Perseteruan" antara Linux OS dan OS tersebut. Banyak juga para artis digital memupuk perseteruan ini dengan gambar-gambar lucu namun nuansa provokatifnya kental sekali.

Jaman terus berlalu dengan tidak terasa. Seiring dengan perkembangan Linux yang super pesat ditambah berkembangnya jumlah distro dengan segudang teknologi dan keindahan desktopnya maka menurut pengamatan saya pengguna Linux kini mulai terkonsentrasi pada berbagai komunitas berbasis distro. Sebutlah di Indonesia ada beberapa komunitas linux atau lebih tepat disebut komunitas distro yang mulai menggeliat, mulai dari yang sudah mapan dan berjumlah banyak anggotanya seperti Komunitas Ubuntu Indonesia, Komunitas OpenSuse Indonesia, dan yang mulai menggeliat Komunitas Fedora Indonesia.

Hal yang menarik terlihat di berbagai forum Linux berbasis distro ini adalah ego dari masing-masing user distro yang dituangkan pada forum milik komunitas distro based itu. Ego yang mengklaim bahwa distro pilihannya lah yang paling oke punya tak jarang menjadi hal yang menggelitik pribadi di luar komunitas atau pihak yang terkait di dalam komunitas tersebut. Tak jarang ada pihak penengah yang menegaskan bahwa Linux lah yang terbaik dan sudah memakai linux itu sudah baik. Ego yang tinggi ini biasanya mengidap pada user yang baru lulus dari tahapan newbie dan pernah dialami pula oleh penulis waktu itu. Hal ini terasa kental pula di setiap institusi yang mulai mengurai ketergantungan akan salah satu produk IT dalam hal ini OS yang berbayar dan mahal ke solusi komunitas. Secara pribadi masing-masing Admin di tiap unit tatkala berdiskusi sarat dengan egoisme sebuah Kotak bernama distro yang kental. Sampai ada komentar lucu di salah satu posting distro 3 besar di dunia dengan menulisan "Perang Distro".

Padahal di dunia nyata penggunaan linux sangat beragam untuk tujuan tertentu. dan yang memang cocok untuk router dan gateway, ada yang cocok untuk server dan ada yang memang cocok hanya untuk dekstop. Kini setelah berkenalan dengan para user dari distro yang lain (lintas distro) bahwa memang pada dasarnya Distro Linux sendiri mulai menekankan dan berfokus pada rasa dan arah mereka sendiri dan pangsa pengguna tertentu pula. Masing-masing distro punya plus dan minus masing-masing, begitu juga para user. Ada yang lebih senang tantangan, ada pula yang senang dengan kemudahan dan ketidakribetan dalam instalasi dan konfigurasi.

Sejarah Sistem Operasi

1980

  • QDOS : Tim Paterson dari Seattle Computer menulis QDOS yang dibuat dari OS terkenal pada masa itu, CP/M. QDOS (Quick and Dirty Operating System) dipasarkan oleh Seatle Computer dengan nama 86-DOS karena dirancang untuk prosesor Intel 8086.
  • Microsoft : Bill Gates dari Microsoft membeli lisensi QDOS dan menjualnya ke berbagai perusahaan komputer.

1981

  • PC­ DOS : IBM meluncurkan PC­ DOS yang dibeli dari Microsoft untuk komputernya yang berbasis prosesor Intel 8086.
  • MS­ DOS : Microsoft menggunakan nama MS­ DOS untuk OS ini jika dijual oleh perusahaan diluar IBM.

1983

  • MS­ DOS 2.0 : Versi 2.0 dari MS­ DOS diluncurkan pada komputer PC XT.

1984

  • System 1.0 : Apple meluncurkan Macintosh dengan OS yang diturunkan dari BSD UNIX. System 1.0 merupakan sistem operasi pertama yang telah berbasis grafis dan menggunakan mouse.
  • MS ­DOS 3.0 : Microsoft meluncurkan MS DOS 3.0 untuk PC AT yang menggunakan chip Intel 80286 dan yang mulai mendukung penggunaan hard disk lebih dari 10 MB.
  • MS ­DOS 3.1 : Microsoft meluncurkan MS­DOS 3.1 yang memberikan dukungan untuk jaringan.

1985

  • MS ­Windows 1.0 : Microsoft memperkenalkan MS­Windows, sistem operasi yang telah menyediakan lingkungan berbasis grafis (GUI) dan kemampuan multitasking. Sayangnya sistem operasi ini sangat buruk performanya dan tidak mampu menyamai kesuksesan Apple.
  • Novell Netware : Novell meluncurkan sistem operasi berbasis jaringan Netware 86 yang dibuat untuk prosesor Intel 8086.

1986

  • MS­ DOS 3.2 : Microsoft meluncurkan MS­ DOS 3.2 yang menambahkan dukungan untuk floppy 3.5 inch 720 KB.

1987

  • OS/2 : IBM memperkenalkan OS/2 yang telah berbasis grafis, sebagai calon pengganti IBM PC DOS.
  • MS­ DOS 3.3 : Microsoft meluncurkan MS­ DOS 3.3 yang merupakan versi paling populer dari MS DOS.
  • Windows 2.0 : Windows versi 2.0 diperkenalkan.
  • MINIX : Andrew S. Tanenbaum mengembangkan Minix, sistem operasi berbasis Unix yang ditujukan untuk pendidikan. MINIX nantinya menginspirasi pembuatan Linux.

1988

  • MS­ DOS 4.0 : Microsoft mengeluarkan MS­DOS 4.0 dengan suasana grafis.
  • WWW : Proposal World Wide Web (WWW) oleh Tim Berners­Lee.

1989

  • NetWare/386 (juga dikenal sebagai versi 3) diluncurkan oleh Novell untuk prosesor Intel 80386.

1990

  • Perpisahan : Dua perusahaan raksasa berpisah, IBM berjalan dengan OS/2 dan Microsoft berkonsentrasi pada Windows.
  • Windows 3.0 : Microsoft meluncurkan Windows versi 3.0 yang mendapat sambutan cukup baik.
  • MS­Office : Microsoft membundel Word, Excel, dan PowerPoint untuk menyingkirkan saingannya seperti Lotus 1­2­3, Wordstar, Word Perfect dan Quattro.
  • DR DOS : Digital Research memperkenalkan DR DOS 5.0.

1991

  • Linux 0.01 : Mahasiswa Helsinki bernama Linus Torvalds mengembangkan OS berbasis Unix dari sistem operasi Minix yang diberi nama Linux.
  • MS DOS 5.0 : Microsoft meluncurkan MS­DOS 5.0 dengan penambahan fasilitas full­-screen editor, undelete, unformat dan Qbasic.

1992

  • Windows 3.1 : Microsoft meluncurkan Windows 3.1 dan kemudian Windows for Workgroups 3.11 di tahun berikutnya.
  • 386 BSD : OS berbasis Open Source turunan dari BSD Unix didistribusikan oleh Bill Jolitz setelah meninggalkan Berkeley Software Design, Inc (BSDI). 386 BSD nantinya menjadi induk dari proyek Open Source BSD lainnya, seperti NetBSD, FreeBSD, dan OpenBSD.
  • Distro Linux : Linux didistribusikan dalam format distro yang merupakan gabungan dari OS plus program aplikasi. Distro pertama Linux dikenal sebagai SLS (Softlanding Linux System).

1993

  • Windows NT : Microsoft meluncurkan Windows NT, OS pertama berbasis grafis tanpa DOS didalamnya yang direncanakan untuk server jaringan.
  • Web Browser : NCSA memperkenalkan rilis pertama Mosaic, browser web untuk Internet.
  • MS­ DOS 6.0 : Microsoft memperkenalkan MS­DOS 6.0 Upgrade, yang mencakup program kompresi harddisk DoubleSpace.
  • Slackware : Patrick Volkerding mendistribusikan Slackware Linux yang menjadi distro populer pertama di kalangan pengguna Linux.
  • Debian : Ian Murdock dari Free Software Foundation (FSF) membuat OS berbasis Linux dengan nama Debian.
  • MS­ DOS 6.2 : Microsoft meluncurkan MS­DOS 6.2.
  • NetBSD : Proyek baru OS berbasis Open Source yang dikembangkan dari 386BSD dibuat dengan menggunakan nama NetBSD.
  • FreeBSD : Menyusul NetBSD, satu lagi proyek yang juga dikembangkan dari 386BSD dibuat dengan nama FreeBSD.

1994

  • Netscape : Internet meraih popularitas besar saat Netscape memperkenalkan Navigator sebagai browser Internet.
  • MS­DOS 6.22 : Microsoft meluncurkan MS­DOS 6.22 dengan program kompresi bernama DriveSpace. Ini merupakan versi terakhir dari MS DOS.
  • FreeDOS : Jim Hall, mahasiswa dari Universitas Wisconsin­River Falls Development mengembangkan FreeDOS. FreeDOS dibuat setelah Microsoft berniat menghentikan dukungannya untuk DOS dan menggantikannya dengan Windows 95.
  • SuSE : OS Linux versi Jerman dikembangkan oleh Software und System Entwicklung GmbH (SuSE) dan dibuat dari distro Linux pertama, SLS.
  • Red Hat : Marc Ewing memulai pembuatan distro Red Hat Linux.

1995

  • Windows 95 : Microsoft meluncurkan Windows 95 dengan lagu Start Me Up dari Rolling Stones dan terjual lebih dari 1 juta salinan dalam waktu 4 hari.
  • PC DOS 7 : IBM memperkenalkan PC DOS 7 yang terintegrasi dengan program populer pengkompres data Stacker dari Stac Electronics. Ini merupakan versi terakhir dari IBM PC DOS.
  • Windows CE : Versi pertama Windows CE diperkenalkan ke publik.
  • PalmOS : Palm menjadi populer dengan PalmOS untuk PDA.
  • OpenBSD : Theo de Raadt pencetus NetBSD mengembangkan OpenBSD.

1996

  • Windows NT 4.0 : Microsoft meluncurkan Windows NT versi 4.0

1997

  • Mac OS : Untuk pertama kalinya Apple memperkenalkan penggunaan nama Mac OS pada Mac OS 7.6.

1998

  • Windows 98 : Web browser Internet Explorer menjadi bagian penting dari Windows 98 dan berhasil menumbangkan dominasi Netscape Navigator.
  • Server Linux : Linux mendapat dukungan dari banyak perusahaan besar, seperti IBM, Sun Microsystem dan Hewlet Packard. Server berbasis Linux mulai banyak dipergunakan menggantikan server berbasis Windows NT.
  • Google : Search Engine terbaik hadir di Internet dan diketahui menggunakan Linux sebagai servernya.
  • Japan Goes Linux : TurboLinux diluncurkan di Jepang dan segera menjadi OS favorit di Asia, khususnya di Jepang, China dan Korea.
  • Mandrake : Gael Duval dari Brazil mengembangkan distro Mandrake yang diturunkan dari Red Hat.

1999

  • Support : Hewlett Packard mengumumkan layanan 24/7 untuk distro Caldera, Turbo Linux, Red Hat dan SuSE.
  • Corel Linux : Corel pembuat program Corel Draw, yang sebelumnya telah menyediakan Word Perfect versi Linux, ikut membuat OS berbasis Linux dengan nama Corel Linux dan yang nantinya beralih nama menjadi Xandros.

2000

  • Mac OS/X : Mac OS diganti dengan mesin berbasis BSD Unix dengan kernel yang disebut sebagai Mac OS/X.
  • Windows 2000: Microsoft meluncurkan Windows 2000 sebagai penerus Windows NT.
  • Windows Me : Microsoft meluncurkan Windows Me, versi terakhir dari Windows 95.
  • China Goes Linux : Red Flag Linux diluncurkan dari Republik Rakyat China.
  • Microsoft vs IBM : CEO Microsoft Steve Ballmer menyebut Linux sebagai kanker dalam sebuah interview dengan Chicago Sun­Times. Di lain pihak, CEO IBM Louis Gartsner menyatakan dukungan pada Linux dengan menginvestasikan $ 1 milyar untuk pengembangan Linux.

2001

  • Windows XP : Microsoft memperkenalkan Windows XP.
  • Lindows: Michael Robertson, pendiri MP3.com, memulai pengembangan Lindows yang diturunkan dari Debian. Nantinya Lindows berganti nama menjadi Linspire karena adanya tuntutan perubahan nama oleh Microsoft.

2002

  • Open Office : Program perkantoran berbasis Open Source diluncurkan oleh Sun Microsystem.
  • OS Lokal : OS buatan anak negeri berbasis Linux mulai bermunculan, diantaranya Trustix Merdeka, WinBI, RimbaLinux, Komura.

2003

  • Windows 2003 : Microsoft meluncurkan Windows Server 2003.
  • Fedora : Redhat mengumumkan distro Fedora Core sebagai penggantinya. Nantinya ada beberapa distro lokal yang dibuat berbasiskan Fedora, seperti BlankOn 1.0 dan IGOS Nusantara.
  • Novell : Ximian, perusahaan pengembang software berbasis Linux dibeli oleh Novell, begitu juga halnya dengan SuSE yang diakuisisi oleh Novell.
  • LiveCD : Knoppix merupakan distro pertama Linux yang dikembangkan dengan konsep LiveCD yang bisa dipergunakan tanpa harus diinstal terlebih dahulu. Distro lokal yang dibuat dari Knoppix adalah Linux Sehat dan Waroeng IGOS.

2004

  • Ubuntu : Versi pertama Ubuntu diluncurkan dan didistribusikan ke seluruh dunia. Ada beberapa versi distro yang dikeluarkan, yaitu Ubuntu (berbasis Gnome), Kubuntu (berbasis KDE), Xubuntu (berbasis XFCE), dan Edubuntu (untuk pendidikan).

2005

  • Mandriva : Mandrake bergabung dengan Conectiva dan berganti nama menjadi Mandriva.

2006

  • Unbreakable Linux : Oracle ikut membuat distro berbasis Linux yang diturunkan dari Red Hat Enterprise.
  • CHIPLux : Distro lokal terus bermunculan di tahun ini, bahkan Majalah CHIP yang lebih banyak memberikan pembahasan tentang Windows juga tidak ketinggalan membuat distro Linux dengan nama CHIPLux, yang diturunkan dari distro lokal PC LINUX dari keluarga PCLinuxOS (varian Mandriva). CHIPLux merupakan distro lokal pertama yang didistribusikan dalam format DVD.

2007

  • Vista : Setelah tertunda untuk beberapa lama, Microsoft akhirnya meluncurkan Windows Vista. Windows Vista memperkenalkan fitur 3D Desktop dengan Aero Glass, SideBar, dan Flip 3D. Sayangnya semua keindahan ini harus dibayar mahal dengan kebutuhan spesifikasi komputer yang sangat tinggi.

2008

3D OS : Tidak seperti halnya Vista yang membutuhkan spesifikasi tinggi, 3D Desktop di Linux muncul dengan spesifikasi komputer yang sangat ringan. Era hadirnya teknologi 3D Desktop di Indonesia ditandai dengan hadirnya 3D OS yang dikembangkan oleh PC LINUX.

Sejarah Perkembangan Linux

Di awal tahun 90an, Linux Torvalds - seorang mahasiswa di University of Helsinki, Finlandia - bermaksud membuat kernel Unix untuk komputer personal / PC. Kernel (inti suatu sistem operasi) ini kemudian diberi nama Linux. Pada saat yang bersamaan, Richard Stallman dan rekan-rekannya di Free Software Foundation sedang menulis sekumpulan program bantu untuk Unix yang kemudian dikenal sebagai GNU Project. Kedua pihak ini kemudian bergabung sehingga terbentuklah GNU/Linux yang merupakan suatu sistem operasi lengkap dengan aplikasi dan program bantu didalamnya.

GNU/Linux atau yang oleh kebanyakan penggunanya disebut dengan nama Linux, tersebar cepat beritanya melalui Internet (saat ini merupakan awal kemunculan Internet). Dan kemudian banyak programmer Unix yang bergabung untuk menghasilkan Linux yang lebih baik.

Jadi apa yang sekarang kita kenal dengan nama Linux ini adalah kombinasi dari kernel Linus Torvald, berbagai perangkat lunak dari GNU Project, dan juga program-program lainnya yang dikembangkan oleh banyak programmer dari seluruh penjuru dunia.